A Grain Of Wheat Ministries

Membaca Online
Tanda Akhir Zaman

KEHANCURAN TIBA-TIBA

Bab 5

Tanda Akhir Zaman, buku oleh David W. Dyer

PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”

Oleh David W. Dyer

Diterjemahkan oleh L. Yunnita

DAFTAR ISI

Bab 1: DUA SAKSI

Bab 2: EMPAT METERAI

Bab 3: SANG ANAK LAKI-LAKI

Bab 4: KEMURTADAN BESAR

Bab 5: KEHANCURAN TIBA-TIBA (Bab saat ini)



Bab 5: KEHANCURAN TIBA-TIBA

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, tanda-tanda tertentu akan terjadi. Di antara tanda-tanda ini adalah beberapa jenis bencana alam (atau bahkan supranatural), peristiwa sosial politik, dan bahkan pemandangan surgawi. Meskipun ini benar, masih ada beberapa kebingungan tentang subjek ini. Tampaknya mungkin ada beberapa kesalahpahaman tentang apa yang Yesus ajarkan.

Banyak yang menunjuk pada peristiwa terkini dan bencana alam di zaman kita, lalu menyatakan bahwa itu adalah tanda-tanda akhir yang kita cari. Namun, ini bukanlah apa yang Alkitab ajarkan.

Mari kita mulai penyelidikan dengan melihat secara saksama apa yang Yesus ajarkan kepada kita dalam Matius 24, ayat 3-8. Harap diingat bahwa ini hanya sebagian dari apa yang Dia ajarkan. Ini hanyalah awal dari khotbah-Nya.

“Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’ Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.’”

TETAPI ITU BELUM KESUDAHANNYA

Seiring berjalannya bab ini, kita akan membahas beberapa peristiwa dahsyat yang akan terjadi di akhir zaman ini. Namun, di sini tampaknya ada poin penting yang harus dibuat terlebih dahulu. Yaitu: banyak peristiwa yang tampaknya mengejutkan yang telah terjadi dalam sejarah dunia, terjadi hari ini, dan akan terjadi di masa depan, yang BUKAN tanda-tanda akhir. Sebaliknya, itu adalah bencana alam “biasa”, termasuk perang, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit, dll. yang terjadi secara berkala di planet ini.

Banyak orang percaya melihat peristiwa ini sebagai indikasi bahwa kedatangan Yesus sudah dekat. Tetapi Dia memperingatkan kita dengan mengatakan: “Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah.” Dengan ini Dia bermaksud mengatakan, jangan khawatir, kesal, atau bahkan bersemangat tentang hal itu. Hal-hal ini secara alami akan terjadi. Dalam benak Anda, hal-hal tersebut mungkin tampak sangat dahsyat. Anda mungkin disesatkan untuk berpikir bahwa itu adalah tanda-tanda akhir, padahal sebenarnya bukan. Yesus dengan jelas berkata: "... tetapi itu belum kesudahannya.”

Ketika gempa bumi, gunung berapi, perang, dan gelombang pasang terjadi hari ini, banyak orang percaya secara keliru mengumumkan hal-hal ini sebagai tanda-tanda akhir zaman. Namun, bukan. Alih-alih menyatakan bahwa hal-hal ini adalah tanda-tanda akhir, Yesus memperingatkan bahwa kita tidak boleh tertipu olehnya. Hal-hal ini telah terjadi dan akan terjadi secara alami seiring berjalannya waktu, tetapi kita tidak boleh terlalu gembira atau membayangkan bahwa “inilah tandanya”. Yesus memperingatkan kita sebelumnya dengan mengatakan: "... tetapi itu belum kesudahannya."

Banyak yang keliru percaya bahwa bumi ada dalam keadaan statis di mana perubahan cuaca, gunung berapi, banjir, perang, dll. adalah pengecualian. Namun, ini tidak benar. Sebaliknya, dunia sekarang berubah dan terus berubah, mengalami sepanjang sejarahnya serangkaian perubahan, peristiwa alam, dan bencana yang hampir tak terputus. Faktanya, yang lebih baru yang banyak dipuji sebagai tanda akhir, tidak terlalu besar dibandingkan dengan hal-hal yang telah terjadi di masa lalu.

Bencana alam yang terjadi dalam hidup saya semuanya lebih ringan dibandingkan dengan hal-hal yang telah terjadi dalam catatan sejarah. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu terjadi tsunami di Asia yang memiliki gelombang setinggi sekitar 9 meter. Namun, ada bukti gelombang pasang di masa lalu, di berbagai belahan dunia, yang tingginya setidaknya 30 meter – tiga kali lebih besar daripada itu.

Baru-baru ini sebuah gunung berapi meletus di Islandia, dan mengganggu perjalanan udara. Tetapi dalam sejarah, ada gunung berapi yang jauh lebih kuat dari ini yang meletus dan itu terjadi belum lama ini. Gunung Krakatau, di Pasifik Selatan, meledak dengan dahsyat pada tahun 1883 sehingga ledakannya terdengar setidaknya 4.830 km jauhnya. (Bahkan ada yang mengatakan lebih jauh lagi.) Ledakan ini setara dengan sekitar 200 megaton TNT, 13.000 kali lebih kuat dari bom nuklir yang menghancurkan Hiroshima. Tidak ada yang seperti ini yang terjadi dalam hidup kita.

Di Siberia, pada 30 Juni 2008 sebuah komet atau asteroid meledak di atas bumi. Hasilnya saya kutip dari Wikipedia. “Anda bisa merasakan besarnya peristiwa ini dengan membandingkan pengamatan yang dilakukan pada jarak yang berbeda. Getaran seismik direkam oleh instrumen sensitif sejauh 1000 km (600 mil). Pada 500 km (300 mil), pengamat melaporkan 'letusan yang memekakkan telinga' dan awan api di cakrawala.

Sekitar 170 km (110 mil) dari ledakan, objek itu terlihat di langit siang hari yang tak berawan sebagai bola api seperti matahari yang cemerlang; terdengar suara gemuruh. Pada jarak sekitar 60 km, orang terlempar ke tanah atau bahkan pingsan; jendela pecah dan barang pecah belah terlempar dari rak. Mungkin pengamat terdekat adalah beberapa penggembala rusa yang tertidur di tenda mereka di beberapa kamp sekitar 30 km (20 mil) dari lokasi. Mereka terlempar ke udara dan pingsan; seorang pria tersembur ke pohon dan kemudian meninggal.”

Jika sesuatu seperti ini terjadi di tengah kota New York atau di suatu tempat serupa hari ini, semua orang akan berpikir bahwa akhir dunia telah tiba, tetapi, "... itu belum kesudahannya."

Contoh lainnya adalah “Wabah hitam (Black death)” yang melanda Eropa sekitar tahun 1348. Ini mungkin memenuhi syarat sebagai "sampar" dan cocok dengan ajaran Yesus. Meskipun tidak ada statistik pasti, dalam tiga tahun, wabah ini membunuh antara 50% hingga, beberapa memperkirakan, 80% dari populasi di negara-negara yang terkena dampaknya – yang sebagian besar Eropa.

Bayangkan saja jika hal seperti itu terjadi hari ini. Banyak pengkhotbah akan mengalami masa kejayaan. Semua orang akan memproklamirkan akhir dunia. Namun, itu bukan.

Itu hanyalah beberapa contoh dari ribuan bencana mengerikan yang telah terjadi bahkan sebelum Anda dan saya lahir. Hal-hal yang telah kita lihat di generasi kita, jika ada, agak ringan dibandingkan dengan yang terjadi di masa lalu. Tidak diragukan lagi belas kasihan Tuhan bahwa yang terjadi baru-baru ini di beberapa bagian dunia yang padat penduduknya, tidak ada yang begitu serius dan merenggut jutaan nyawa.

Daftar yang sangat singkat ini bahkan tidak termasuk ribuan peristiwa lain di masa lalu yang jauh melampaui apa pun yang telah terjadi di zaman kita dalam hal besarnya kekuatan dan dampak kehancurannya.

Maksud saya adalah bahwa banyak orang Kristen menjadi bersemangat tentang hal-hal yang bukan tanda-tanda kiamat. Semua itu hanyalah bencana alam. Saya ulangi: tidak ada yang terjadi dalam hidup saya, dalam hal perang atau bencana alam, yang hampir sebesar, semengesankan, sekuat, atau semengerikan seperti hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, beberapa di antaranya ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu.

Satu-satunya hal yang berbeda hari ini adalah bahwa sistem komunikasi kita jauh lebih baik. Ketika sesuatu terjadi, dunia mengetahuinya dalam hitungan menit, sedangkan ratusan tahun yang lalu, mungkin sebagian besar dunia tidak akan pernah tahu apa yang terjadi. Hari ini, komentator berita begitu takjub dan mengatakan betapa mengerikannya sesuatu, namun kita sering lupa bahwa semua hal ini telah terjadi sebelumnya dan merupakan kejadian periodik "normal" di dunia kita sekarang. Semua itu bukanlah tanda-tanda akhir. Semua itu adalah "... permulaan penderitaan" (Mat 24:8).

Beberapa bersikeras bahwa bencana-bencana yang kita lihat sekarang ini semakin sering terjadi atau bahkan semakin kuat. Tetapi ada kemungkinan bahwa apa yang tampak sebagai peningkatan frekuensi – terutama yang berkaitan dengan gempa bumi – hanyalah hasil dari peralatan pengujian dan pelaporan yang lebih baik. Argumen yang mendukung badai, gunung berapi, atau wabah yang lebih banyak atau lebih kuat tidak dapat didukung. Sama sekali tidak benar bahwa peristiwa yang kita lihat hari ini lebih sering atau lebih kuat daripada di masa lalu.

TANDA-TANDA NYATA

Kesimpulan saya adalah bahwa "tanda-tanda" akhir yang sebenarnya akan jauh lebih dramatis dan kuat daripada apa pun yang telah kita, atau generasi sebelumnya, saksikan. Apa yang telah kita lihat sejauh ini bukanlah itu.

Tanda-tanda yang sebenarnya akan sangat dahsyat sehingga semua itu akan mengerdilkan hal-hal lain yang telah terjadi di masa lalu. Ada tertulis dalam Lukas 21:25: “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi [seperti] deru dan gelora laut [dalam badai yang mengerikan].”

Tentu saja, saya tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, tetapi seseorang dapat membayangkan beberapa kemungkinan yang cukup mengerikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal lain dari buku ini, ”meterai keempat” dari Wahyu pasal 6 dapat menunjukkan beberapa pertukaran atau serangan nuklir yang meluas, yang berdampak pada seperempat bumi. Penghakiman atas tujuh sangkakala dan tujuh cawan juga sangat berat.

Wahyu pasal 8:7-10 berbicara tentang api besar yang menghancurkan sepertiga bumi, kemungkinan meteor atau gunung berapi bawah laut yang meracuni sepertiga laut; meteor lain, komet, atau sesuatu yang serupa yang meracuni sepertiga air tawar. Pasal 9 menyebutkan apa yang tampaknya menjadi wabah universal serangga penyengat (walaupun itu juga bisa menjadi sesuatu yang lain).

Selanjutnya dalam Wahyu pasal 16, ada tertulis tentang bisul yang jahat, laut dan air yang berubah menjadi “darah”, tidak terkendali, matahari yang terik diikuti kegelapan, gempa bumi besar, dll.

Tampaknya bumi bahkan akan terlempar dari porosnya – mungkin karena bertabrakan dengan meteor – dan, sebagai akibatnya: “Bumi terhuyung-huyung sama sekali seperti orang mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin” (Yes 24:20).

Ini hanyalah beberapa dari peristiwa-peristiwa yang Alkitab nubuatkan akan terjadi dalam waktu dekat. Apa yang akan terjadi di bumi ini akan membuat bencana hari ini terlihat sangat kecil dan tidak berarti, bahkan yang paling dahsyat sekalipun.

KEHANCURAN TIBA-TIBA

Di sini kita sampai pada poin yang sangat penting. Tanda-tanda asli ini – yang lebih besar, lebih jauh jangkauannya yang benar-benar menandakan akhir – akan dimulai secara tiba-tiba. Alih-alih meningkatnya bencana alam yang akan memperingatkan penduduk, tanda-tanda yang sebenarnya akan dimulai dengan sangat tiba-tiba, tanpa peringatan, pada titik waktu tertentu yang hanya diketahui oleh Tuhan. Ketiba-tibaan dari "akhir", termasuk peristiwa dan tulah yang akan datang, sangat alkitabiah. Ada tertulis: “Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman-- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin-- mereka pasti tidak akan luput” (I Tes 5:3).

Mohon perhatikan tiga hal penting tentang ayat ini. Pertama, semua orang berteriak-teriak "damai dan aman" atau bahkan menyatakan bahwa mereka akhirnya mencapainya. Ini menunjukkan kepada kita bahwa dunia akan dikejutkan. Mereka tidak tahu apa yang akan datang dan bahkan mungkin membayangkan bahwa segala sesuatunya menjadi lebih baik.

Inilah “tanda” nyata yang harus kita cari. Ini adalah indikasi yang jelas bahwa kita sudah mendekati akhir. Ketika dunia berpikir bahwa masalah-masalahnya telah terpecahkan, ketika banyak orang menganggap segala sesuatunya telah terkendali, ketika para pemimpin membayangkan bahwa mereka akhirnya menyelesaikan masalah, saat itulah bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya akan dimulai. Pada saat yang paling tidak mereka harapkan, malapetaka ini akan datang.

Kedua, seperti yang telah disebutkan, kehancuran itu akan “mendadak”. Itu akan datang tanpa peringatan. Tak seorang pun akan menduganya kecuali beberapa orang yang memiliki persekutuan intim dengan Yesus. Hari Tuhan datang "... seperti pencuri pada malam" yang tidak terlihat oleh siapa pun (I Tes 5:2). Itu akan membuat penduduk dunia "tidak sadar" (Luk 21:34). Tampaknya tidak akan ada bencana alam yang bertahap yang akan memperingatkan dan mempersiapkan dunia untuk apa yang akan datang. Sebaliknya, itu akan dimulai "tiba-tiba" dan tanpa peringatan, kecuali bagi mereka yang memiliki mata rohani.

Ketiga, tidak akan ada jalan keluar. Setelah peristiwa ini mulai terungkap, tidak akan ada jalan untuk kembali. Itu tidak akan berhenti. Tidak akan ada tempat untuk lari atau bersembunyi. Ketika Tuhan mulai mencurahkan penghakiman-Nya, akan tiba saatnya bagi penduduk bumi ini untuk berdamai dengan Tuhan.

Ayat lain yang mengajarkan kita bahwa penghakiman dan bencana ilahi yang akan datang akan dimulai dalam keadaan "normal" dan damai ditemukan dalam Matius 24:38,39 di mana ada tertulis: “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”

Juga ada tertulis: “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya” (Luk 17:26-30).

Ayat-ayat ini tidak menyampaikan gagasan tentang serangkaian malapetaka dan bencana alam yang semakin meningkat yang memperingatkan penduduk bumi akan penghakiman yang akan datang. Tampaknya orang-orang ini menjalani kehidupan normal. Mereka melakukan hal-hal yang selalu dilakukan orang di masa yang damai dan sejahtera.

Bukannya semakin gelisah dengan berbagai “tanda” yang memperingatkan mereka tentang penghakiman yang akan datang, mereka tampaknya tidak menyadari apa yang akan terjadi. Ini menegaskan bahwa penghakiman yang akan datang pada akhir zaman akan tiba-tiba dan sama sekali tidak terduga.

Yesus sendiri berkata: "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri” (Wahyu 16:15). Pencuri tidak mengumumkan kedatangan mereka. Mereka datang pada waktu yang tepat ketika hanya sedikit orang yang memperhatikan mereka. Ini akan menjadi cara yang sama dengan kedatangan Yesus. Firman Tuhan akan digenapi.

HATI YANG MATI

Sebelum malapetaka akhir zaman dimulai, manusia di bumi, termasuk terutama mereka yang berada di pemerintahan dan otoritas, mungkin membayangkan bahwa mereka siap untuk apa pun yang mungkin terjadi. Mereka mungkin percaya bahwa mereka dapat mengatasi apa pun yang datang, baik itu badai, banjir, gempa bumi, kelaparan, atau perang.

Karena teknologi dan sumber daya saat ini, mereka mungkin mengira bahwa mereka dapat menangani hampir semua hal. Tentu saja mereka akan mengakui bahwa mungkin ada beberapa korban jiwa, tetapi mereka mungkin berharap bahwa mereka, bersama dengan seluruh dunia, akan mampu menghadapi apa pun yang muncul.

Namun, itu tidak akan terjadi. Peristiwa-peristiwa yang akan menandai akhir zaman ini akan jauh lebih besar daripada yang dapat diatasi oleh siapa pun. Itu akan menjadi malapetaka yang akan melampaui apa pun yang telah dilihat dunia sejak ayat kedua Kitab Kejadian. Itu akan berada jauh di luar kendali manusia, jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkan siapa pun, sehingga tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. “Dan akan ada ... di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung [seperti] menghadapi deru dan gelora laut [dalam badai yang dahsyat]” (Luk 21:25).

Para pemimpin bangsa tidak akan tahu apa yang harus dilakukan. Orang-orang hanya akan panik. Mereka akan benar-benar kehilangan jawaban dan berada dalam ketakutan dan kebingungan yang mendalam. Yesus tampaknya menggambarkan hal ini seperti rasanya terperangkap dalam badai dahsyat di laut di mana sebuah kapal berada di luar kendali manusia dan berada di bawah belas kasihan angin dan ombak. Ada kemungkinan banyak yang akan meninggal karena gagal jantung hanya karena berita bencana tersebut.

Tidak diragukan lagi, pada awalnya, banyak yang akan memiliki ide dan pendapat, tetapi ketika gelombang demi gelombang bencana mulai menyerang, semua orang tidak berdaya untuk melakukan apa pun. Waktu penghakiman Tuhan akan dimulai.

JANGAN PERCAYA

Pada saat ini, kondisi akan menjadi berbahaya. Dalam kebingungan yang diakibatkannya, banyak orang akan melakukan hal-hal yang dalam keadaan normal, tak akan pernah terpikirkan oleh mereka untuk melakukannya. Tekanan dari situasi akan mendorong mereka menuju tindakan drastis dan putus asa saat mereka mencoba menyelamatkan diri dari penderitaan dan kehilangan. Norma masyarakat akan rusak. Hukum dan ketertiban bisa hilang. Dalam situasi stres seperti itu, kejahatan yang tersembunyi di hati manusia akan muncul ke permukaan. Daging mereka akan mekar dan menjadi nyata.

Tekanan dari apa yang akan datang akan memunculkan hal yang terburuk dalam diri umat manusia. Kehadiran tiba-tiba Setan dan gerombolannya di bumi saat mereka diusir dari surga akan memperburuk situasi ini (Wahyu 12:12). Keadaan ini akan mencapai titik sedemikian rupa sehingga orang tidak akan berpikir selain membunuh atau mengkhianati orang lain jika itu berarti keselamatan dan/atau keamanan mereka sendiri.

Dalam Markus 13:12,13, kita diperingatkan: “Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh [ini bisa menjadi saudara kandung atau saudara Kristen], demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.”

Matius menggemakan sentimen ini dengan mengatakan: “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku” (Mat 24:9).

Selama masa pencobaan seperti itu, orang percaya perlu mengubah perilaku dan pemikiran mereka. Mereka yang menderita selama bertahun-tahun dalam dominasi dan penganiayaan Soviet, atau di bawah pendudukan Nazi di Eropa dapat memberi kita banyak pelajaran.

Satu hal yang harus segera kita temukan adalah bagaimana bergantung pada tuntunan Roh Kudus. Ketika semuanya dalam kebingungan, termasuk bagian yang baik dari gereja, kita harus bersandar pada Yesus. Kita harus membiarkan Dia mengatur setiap pikiran dan tindakan. Dia, dan hanya Dia, harus menjadi penuntun kita sehingga kita dapat berjalan melalui saat-saat seperti itu dalam damai-Nya.

Hal lain yang harus kita pelajari adalah tidak memercayai orang lain. Itu benar. Di saat-saat yang berbahaya seperti itu, Anda tidak dapat berbicara terlalu banyak. Informasi yang Anda bagikan dengan orang lain dapat diambil dengan pengkhianatan, pembicaraan lepas, atau bahkan penyiksaan. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa dalam kesengsaraan yang begitu ekstrem, bahkan pasangan Anda tidak boleh dipercaya dalam segala hal. Nabi Mikha memperingatkan kita: “Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu” (Mikha 7:5).

Saya ingin merekomendasikan semua orang percaya untuk membaca beberapa buku dari orang lain yang telah melalui masa-masa sulit seperti itu. Buku-buku seperti The Hiding Place oleh Corrie Ten Boom dan lainnya memberikan wawasan penting tentang apa yang mungkin terjadi dalam situasi penganiayaan dan perang yang ekstrem seperti itu.

BAGAIMANA KITA BISA MENGETAHUINYA?

Jika, seperti yang disarankan penulis ini, terjadinya gempa bumi, kelaparan, perang, wabah penyakit, dll. di berbagai belahan dunia bukanlah tanda-tanda yang harus kita harapkan, tanda-tanda apa yang harus dicari orang-orang percaya untuk mengetahui di mana kita berada dalam jadwal Tuhan?

Beberapa dari tanda-tanda yang sebenarnya telah disebutkan, seperti semua orang berteriak-teriak “damai dan aman”. Ini adalah tanda yang dapat diandalkan. Juga, sebelumnya dalam buku ini kita membahas apa yang dikenal sebagai “murtad” atau kemurtadan besar. Ini juga merupakan tanda akhir yang pasti dan jelas.

Di tempat lain, Paulus menggambarkan seperti apa orang-orang akhir zaman itu. Ini adalah petunjuk kuat lainnya. Dia merinci sikap dan tindakan mereka yang hidup sebelum akhir zaman. Jika, saat membaca ayat ini, kita mengenali diri kita sendiri dan generasi sekarang ini, maka ada satu lagi tanda pasti bahwa kita sudah mendekati akhir zaman.

Ada tertulis: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat [pelanggar perjanjian], tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu ... " (II Tim 3:1-6).

Wah, sekelompok orang yang jahat! Sayangnya, ini menggambarkan secara akurat generasi di mana kita hidup. Lebih buruk lagi, sikap dan tindakan ini sangat mirip dengan apa yang kita temukan di gereja hari ini.

Sebenarnya, mungkin Paulus tidak mencoba untuk menggambarkan kondisi orang-orang duniawi pada akhir zaman, karena mereka adalah dan selalu menjadi ras yang jatuh dan berdosa. Sebaliknya, tampaknya orang-orang yang disebutkan di sini memiliki ”suatu bentuk kesalehan”. Mereka tampaknya adalah orang-orang yang menyatakan diri mereka sebagai orang Kristen.

Lalu bagaimana hal ini dibandingkan dengan apa yang kita temukan di gereja-gereja hari ini? Apakah cinta diri (ay. 1) tidak hanya dipraktikkan, tetapi bahkan diajarkan sebagai hal yang diinginkan dan benar?

Apakah ada orang-orang dalam pelayanan yang tidak hanya mengumpulkan uang untuk diri mereka sendiri, tetapi juga membujuk orang lain untuk mengejar kekayaan? Apakah ada pemimpin Kristen saat ini yang sombong, arogan, dan berlagak tentang apa yang telah mereka lakukan atau bahkan tentang apa yang “telah dilakukan Tuhan melalui mereka?” Apakah ada di antara mereka yang meneteskan air mata dengan sikap mementingkan diri sendiri?

Bagaimana dengan menemukan beberapa anggota gereja yang tidak suci, yang dicemarkan oleh dosa, namun membenarkan diri mereka sendiri? Atau, dapatkah kita mengidentifikasi beberapa orang yang tidak pengasih? Mungkinkah anggota gereja saat ini tidak mengampuni orang lain ketika mereka disalahgunakan atau disakiti?

Mungkinkah kita bisa menemukan “pengkhianat” atau “pelanggar perjanjian?” (Ini berarti mereka yang melanggar sumpah atau tidak menepati janji dan dapat dengan mudah mengajukan permohonan perceraian.)

Bagaimana dengan fitnah dan gunjingan? Dapatkah itu ditemukan di antara mereka yang mengaku sebagai umat Tuhan? Apakah ada yang keras kepala atau kepala batu? Mungkinkah beberapa orang mengejar hiburan dan kesenangan mereka sendiri daripada kehendak dan kerajaan Allah? Apakah orang-orang muda terlibat dalam seks di luar nikah satu sama lain, mempermalukan nama Yesus dan kesaksian mereka sendiri? Apakah banyak pemimpin memikat wanita yang sudah menikah dan/atau wanita lajang di jemaat ke ranjang mereka untuk memuaskan nafsu mereka sendiri?

Jika semua ini dan lebih banyak lagi merajalela di gereja zaman kita, maka dapat dipastikan bahwa kita telah sampai pada penggenapan nubuat, baik dari ayat-ayat di atas maupun yang telah kita bahas panjang lebar di bab terakhir, tentang “murtad” atau kemurtadan yang besar.

Paulus menasihati kita untuk "berpaling" dari "orang percaya" seperti itu. Bukannya kita tidak boleh mengasihi mereka atau melayani mereka ketika waktu dan kesempatan mengizinkan, tetapi tidak sehat bagi kehidupan rohani kita untuk terlibat dengan mereka. Tidaklah bijaksana bagi kita untuk menjaga hubungan dan berkomunikasi dengan mereka seolah-olah tidak ada yang salah.

Karena aktivitas fasik seperti itu dapat dengan mudah memengaruhi kita. Ketika kita terus-menerus bersama orang lain yang tidak hidup menurut kehidupan Tuhan, mudah bagi daging kita untuk bangkit dan menuntut kepuasan juga. Ketika teman kita murtad dan hidup dalam dosa, itu merusak komitmen kita kepada Yesus dan keinginan kita untuk hidup hanya bagi Dia. Paulus menasihati kita: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (I Kor 15:33).

Ini adalah kebenaran spiritual yang tidak dapat diubah. Janganlah bermain-main dengannya. Jangan membodohi diri sendiri. Jika Anda memilih si pemberontak untuk teman Anda, Anda juga akan terpengaruh.

Jika Anda bergaul dengan mereka yang telah menodai hati nurani mereka dengan memanjakan diri dalam hal-hal duniawi dan bermain-main dengan dosa, Anda sendiri akan segera jatuh ke dalamnya. Inilah persisnya apa yang Yesus nubuatkan akan terjadi menjelang akhir zaman. Dalam Matius 24:12, Yesus, bernubuat tentang seperti apa kondisi pada masa itu, dengan berkata: “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan [dosa], maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Kasih apakah ini? Itu adalah kasih kita kepada Yesus dan kasih kita kepada satu sama lain.

Ketika orang lain, yang mengaku Kristen, membiarkan dosa mendominasi mereka, itu adalah situasi yang menular.

Kita semua masih hidup dalam tubuh yang jatuh dan memiliki keinginan duniawi yang kita lawan. Jadi, ketika kita melihat orang lain menuruti keinginan daging yang kita inginkan, ini dengan mudah melemahkan tekad kita. Kita dengan mudah mulai membenarkan dosa dalam diri kita sendiri ketika kita melihat orang lain melakukannya.

Kegiatan seperti itu menghancurkan persekutuan kita dengan Yesus. Itu mulai mengganggu hati nurani kita dan mempersulit kita untuk masuk dan tinggal di hadirat Tuhan. Sedikit demi sedikit, kita menjauh dari satu-satunya hubungan yang dapat mengubah kita menjadi serupa dengan gambaran Kristus.

Dalam ayat di atas kita belajar bahwa hari-hari terakhir akan menjadi “masa yang sulit”. Mengapa itu akan begitu sulit, terutama bagi orang percaya? Salah satu alasannya adalah situasi yang telah kita bicarakan.

Satu bahaya atau kesulitannya adalah bahwa kemunduran orang lain akan menyedot Anda juga ke dalam kegelapan dan dosa. Itu akan mendorong Anda juga untuk melakukan hal-hal yang Anda tahu salah, tetapi ingin dilakukan oleh daging Anda. Itu akan merampas perubahan dan keselamatan berkelanjutan Anda dengan menyimpangkan hati Anda dari Tuhan dan merusak hubungan Anda dengan-Nya. Itu akan membuat Anda malu ketika Dia datang.

TANDA-TANDA LAIN

Seperti yang telah kita pelajari dalam bab terakhir, dua tanda penting mendahului akhir zaman ini. Yang pertama adalah kemurtadan besar. Yang kedua adalah penyingkapan manusia durhaka (II Tes 2:3). Ini berarti bahwa Antikristus akan terlihat dan dikenal apa adanya sebelum hari kedatangan Yesus kembali.

Tidak jelas dari firman Tuhan kapankah persisnya Antikristus akan “diungkapkan”. Beberapa orang berpikir itu akan menjadi awal dari periode tujuh tahun yang dikenal sebagai masa kesengsaraan. Yang lain berspekulasi bahwa itu akan terjadi di tengah periode waktu ini, tiga setengah tahun sebelum akhir.

Tetapi tidak ada satu ayat pun yang sesuai dengan salah satu dari kedua penafsiran ini. Ada kemungkinan bahwa identitas Binatang Buas itu akan jelas bagi mereka yang akrab dengan Tuhan bertahun-tahun sebelum peristiwa-peristiwa yang akan menandai awal kesengsaraan. Mereka yang memiliki mata rohani akan dapat mengenalinya sebelum dia mengambil alih kekuasaan atau memulai penganiayaannya terhadap orang-orang kudus.

Sangatlah mungkin bahwa sebagian besar orang Kristen tidak akan mengenali manusia durhaka sampai semuanya terlambat. Dikarenakan ajaran yang salah dan mungkin hanyalah ketidakpedulian, banyak yang tidak melihat ke arah yang benar untuk kebangkitan "binatang buas" ini, atau hanya tidak melihat sama sekali. Oleh karena itu, penganiayaan dan pembantaian jutaan orang percaya akan mengejutkan mereka.

Saya ingin mengajak para pembaca untuk membaca atau mereview buku saya yang sebelumnya, Antikristus, untuk informasi lebih lanjut tentang subjek yang relevan dan penting ini.

YERUSALEM DIKEMBALIKAN

Tanda penting lainnya adalah pemulihan Yerusalem kepada orang-orang Yahudi setelah bertahun-tahun dominasi non-Yahudi. Kita akan memulai penyelidikan dalam Lukas pasal 21. Di sini Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya tentang tanda-tanda zaman dan akhir zaman. Sebagai bagian dari disertasi ini, Dia mengatakan: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi” (Luk 21:32).

Ayat ini telah menjadi subjek dalam banyak perdebatan. Apa yang Yesus maksudkan dengan “angkatan ini” sering diperdebatkan. Namun, tampaknya jelas bahwa ini mencakup angkatan yang melihat tanda-tanda tertentu. Di antara tanda-tanda itu adalah: “... Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah [tetap menjadi milik bangsa-bangsa lain], sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu” (Luk 21:24).

Pada tahun 70 M, jenderal Romawi, Titus, menaklukkan dan menghancurkan Yerusalem. Mulai saat itu hingga baru-baru ini, mereka berada di bawah “Kafir”, bukan dominasi Yahudi. Namun, pada tahun 1967 bagian kota Yerusalem yang lebih tua dan bersejarah jatuh ke tangan orang Yahudi lagi, setelah hampir 2.000 tahun berlalu. Peristiwa ini tidak diragukan lagi merupakan penggenapan dari pernyataan Yesus yang disebutkan di atas.

Ini kemudian akan memberi tahu kita bahwa akhir akan berada dalam satu angkatan dari peristiwa ini. (Beberapa orang secara keliru memulai perhitungan mereka sejak saat Israel menjadi sebuah bangsa, yaitu tahun 1948. Tetapi ayat ini secara khusus mengatakan “Yerusalem”, bukan Israel.)

Tetapi berapa lamakah ini? Kata-kata persisnya yang telah kita baca dalam Lukas adalah “angkatan ini tidak akan berlalu”. Jika kita mengambil perkiraan rata-rata dunia, hari ini seorang manusia hidup sekitar tujuh puluh tahun.

Jadi, kita harus melihat periode tahun yang kurang dari ini, katakanlah sekitar 60 tahun. Jika kita mulai pada tahun 1967 dan menambahkan 60 tahun, ini mengarah ke tahun 2027. Dengan menggunakan perhitungan ini, penggenapan semua hal ini dan kedatangan Tuhan kembali bisa terjadi sebelum tahun itu.

Harap diingat, kami tidak mencoba memberikan tahun yang pasti. Kami tidak menganggap bahwa kami tahu hari atau jamnya (Mat 24:36). Pikiran-pikiran ini hanya memberi kita beberapa kemungkinan.

Satu-satunya sumber tepercaya yang harus kita percayai adalah Yesus Kristus. Dialah yang akan menunjukkan kepada kita apa yang perlu kita ketahui. Hanya jika kita berjalan dalam keintiman dengan Dia, hari itu tidak akan “datang kepadamu secara tiba-tiba” (Luk 21:34).

NABI PALSU

Prediksi jelas lainnya yang Yesus ajarkan kepada kita adalah bahwa di akhir zaman, akan ada Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu. Meskipun, pada saat ini, kita tidak melihat sejumlah besar Kristus palsu, kita menyaksikan banyak nabi palsu.

Lalu apa yang dimaksud dengan nabi palsu dan bagaimana kita mengenali orang seperti itu?

Salah satu indikasi paling jelas dari nabi palsu adalah bahwa orang ini sedang mengkhotbahkan hal-hal yang ingin didengar orang. Dia tidak berbicara apa pun yang mungkin menghukum dosa atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Mereka selalu mengucapkan kata-kata yang halus dan meyakinkan untuk membuat orang yang mendengarnya merasa lebih positif, lebih berharap, dan lebih baik tentang diri mereka sendiri.

Nabi palsu tidak selalu mengatakan sesuatu yang dapat dengan jelas ditunjukkan sebagai anti-Alkitab. Bukan berarti apa yang mereka katakan sepenuhnya salah. Masalahnya adalah mereka hanya memilih teks dan ayat untuk membuktikan apa yang ingin mereka katakan dan apa yang mereka harapkan untuk menjadi kenyataan dan mengabaikan hal-hal yang mungkin menunjukkan sesuatu yang berbeda atau sulit.

Maka, seorang nabi palsu tidak mengucapkan kata-kata yang berasal dari hati Tuhan. Dia belum pernah berada dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, mendengar firman-Nya, dan kemudian menyampaikannya kepada umat-Nya. Sebaliknya, dia berbicara dari hatinya sendiri. Dia mengatakan hal-hal yang dia inginkan menjadi kenyataan dan yang dia yakini akan dihargai orang lain juga.

Tuhan memperingatkan kita tentang nabi-nabi seperti itu dengan mengatakan: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut Tuhan'” (Yer 23:16).

Juga ada tertulis: “Jawab Tuhan kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri'” (Yer 14:14).

Banyak orang yang berkhotbah atau bernubuat hari ini tidak mengucapkan firman Tuhan. Kata-kata mereka tidak mencerminkan apa yang ada di hati-Nya. Sebaliknya mereka mengucapkan apa yang mereka dan orang lain ingin dengar dan harapkan akan terjadi. “Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman Tuhan, padahal Tuhan tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapi-Nya” (Yeh 13:6).

Setiap nabi palsu memiliki motif. Dia telah menyimpang dari kebenaran karena, di dalam hatinya, dia menginginkan sesuatu. Dia ingin dilihat dan didengar. Dia mendambakan ketenaran. Dia mendambakan pengakuan, penghargaan, pengikut, dan bahkan uang.

Oleh karena itu, dia mengubah kata-katanya dan menyesuaikan pesan-pesannya untuk menarik orang-orang yang mendengarnya. Orang seperti itu telah berhenti mendengar dari Tuhan (jika memang dia pernah mendengar dari-Nya) dan mulai menggunakan karunia kenabiannya untuk tujuan mereka sendiri, untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Inilah, teman-teman terkasih, adalah inti dari seorang nabi palsu.

Sayangnya, gereja hari ini penuh dengan nabi-nabi seperti itu. Mereka mengejar tujuan mereka sendiri dan menggunakan Alkitab dan gereja Tuhan untuk mencapainya. Di antara pengkhotbah populer saat ini, ada beberapa yang dengan hati-hati menyusun pesan mereka untuk menarik pengikutnya. Mereka memuji kemakmuran, penyembuhan, kesuksesan, dll. untuk menarik mereka yang merindukan hal-hal seperti itu, dan sering kali menambahkan beberapa “manifestasi” palsu dan keajaiban semu.

Meskipun pesan-pesan ini mungkin mengandung kebenaran, mereka mengabaikan “seluruh nasihat Allah”. Mereka menghilangkan penderitaan, salib, ketekunan, penyangkalan diri, menjadi pelayan orang lain dan bukan diri sendiri, serta banyak unsur penting lainnya dari Injil yang benar. Jadi, mereka mengambil hanya sebagian kecil dari pesan Yesus dan menyajikannya secara keseluruhan, memutarbalikkan kebenaran dan menyesatkan orang lain.

Luar biasanya, sejumlah besar orang percaya akan diterima oleh para nabi ini. Yesus telah meramalkan bahwa mereka akan “menyesatkan banyak orang” (Mat 24:11). Mereka sering menjadi populer, kaya, dan memperoleh banyak pengikut. Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir tentang hal ini. Ini pasti akan terjadi. Ini hanyalah tanda lain dari akhir.

URUTAN KEJADIAN

Kitab Wahyu dimulai dengan wahyu Yesus Kristus dalam kemuliaan-Nya. Selanjutnya Dia mendiktekan kepada Yohanes beberapa surat untuk dikirim ke tujuh gereja. Beberapa orang telah memahami surat-surat ini untuk merujuk pada kondisi rohani gereja selama berabad-abad sejak kematian Kristus. Mereka melihat kemajuan dari tujuh tahap atau fase yang telah dilalui gereja.

Meskipun demikian, juga benar bahwa semua surat ini berlaku untuk kondisi gereja di seluruh dunia saat ini. Sangat mudah untuk menemukan grup yang menampilkan setiap dan semua kondisi ini hari ini.

Oleh karena itu, surat-surat ini, termasuk peringatan, teguran, dan janjinya, semuanya untuk kita di angkatan ini. Kita semua akan membacanya dengan baik dan cermat dan menerima apa yang Tuhan bicarakan kepada kita melalui surat ini.

Selanjutnya, kami telah menjelaskan serangkaian peristiwa yang dipicu oleh pecahnya tujuh meterai. Meterai-meterai ini ada pada gulungan yang tidak dapat dibuka oleh siapa pun kecuali Yesus Kristus. Menurut pandangan saya, gulungan ini penuh dengan penghakiman. Tidak ada yang bisa membuka gulungan itu karena tidak ada dari kita yang layak menghakimi orang lain. Karena kita semua adalah orang berdosa, kita tidak memenuhi syarat untuk menghakimi.

Namun, karena Yesus menjalani kehidupan yang murni dan benar – kehidupan tanpa satu dosa pun – Dia layak untuk membuka gulungan itu dan menjalankan penghakiman Allah di bumi ini.

Saat meterai itu dibuka, satu per satu, serangkaian peristiwa dimulai di bumi. Namun, di sini kita menemukan hal yang menarik. Meterai terakhir, atau meterai ketujuh tampaknya tidak menjadi peristiwa tertentu, melainkan tampaknya memicu serangkaian peristiwa lain. Meterai terakhir menjadi, atau memunculkan, tujuh sangkakala. Di sini kita memahami bahwa meterai ketujuh sebenarnya adalah tujuh sangkakala.

Sangkakala ini pada gilirannya masing-masing menandakan beberapa penghakiman atau malapetaka. Namun, sangkakala ketujuh juga tidak memiliki peristiwa khusus yang terkait dengannya. Sebaliknya, itu terungkap sebagai awal dari rangkaian tujuh peristiwa lainnya, yaitu tujuh cawan murka Tuhan. Jadi, kita melihat bahwa sangkakala ketujuh sebenarnya adalah tujuh cawan.

Tiga sangkakala terakhir juga memiliki nama lain. Itu disebut "kesengsaraan". Mungkin itu disebut "kesengsaraan" karena pada saat itulah penghakiman Tuhan mulai menjadi sangat parah.

Saya sertakan grafik untuk membantu pembaca memahami ini dengan lebih baik.

SANGKAKALA, METERAI, DAN CAWAN

Tiga rangkaian peristiwa ini tampaknya semakin cepat saat kita melaju dari meterai ke sangkakala dan kemudian ke cawan. Artinya, waktu antara beberapa meterai pertama tampaknya terjadi bertahun-tahun, tetapi semakin pendek saat meterai terakhir terungkap.

Waktu sangkakala jauh lebih cepat. Peristiwa ini tampaknya terjadi dalam jangka waktu bulan, bukan bertahun-tahun.

Selanjutnya cawan-cawan itu dituangkan secara berurutan. Bagi populasi bumi, tidak ada cukup waktu antara penghakiman ini untuk pulih dari yang terakhir sebelum yang berikutnya akan terjadi. Alkitab membandingkan rangkaian peristiwa ini dengan “sakit bersalin” (I Tes 5:3) yang dimulai secara perlahan dan kemudian meningkat frekuensi dan intensitasnya hingga akhirnya si bayi lahir.

Selama penggambaran penghakiman dan peristiwa yang dipicu oleh meterai, sangkakala, dan cawan, kadang-kadang kita menemukan apa yang dapat dianggap sebagai "selang" atau interval. Rangkaian meterai, sangkakala, dan cawan yang sedang berlangsung secara berkala terganggu oleh narasi wahyu penting lainnya.

Sebagai contoh, beberapa bab sebelumnya adalah pembahasan dari jenis penglihatan ini. Pengungkapan dua saksi dan anak manusia itu seperti terjepit di antara serangkaian penghakiman yang telah kita bicarakan. Juga termasuk dalam "interval" ini adalah: suku-suku yang dimeteraikan (pasal 7), malaikat dengan gulungan kitab (pasal 10), binatang dari darat dan laut (pasal 13), Anak Domba dan 144.000 (pasal 14), panen bumi (pasal 14), orang banyak di lautan kaca (pasal 15), dan Babel (pasal 17,18). Beberapa dari wahyu yang paling menarik dan penting dari penglihatan Yohanes diteruskan kepada kita melalui hal-hal yang dijelaskan dalam "interval" ini.

Tampaknya peristiwa yang termasuk dalam "interval" ini tidak diberikan dalam urutan kronologis. Artinya, semua tampaknya tidak tepat waktu dengan tempat di mana semuanya muncul di antara sangkakala, cawan, dll. Saya yakin bahwa kita tidak perlu memahami peristiwa-peristiwa ini sebagai peristiwa yang terjadi relatif tepat pada saat semua yang disebutkan terhadap penghakiman lainnya.

GEREJA DAN KESENGSARAAN

Banyak orang bertanya-tanya apakah gereja akan mengalami “kesengsaraan besar” atau tidak. Jawabannya adalah: “Tentu saja akan mengalami.” Alkitab dengan jelas menyatakan kebenaran ini. Kita diajari bahwa pengangkatan atau “kebangkitan orang percaya” akan terjadi pada waktu tertentu. Kali ini adalah saat dibunyikannya sesuatu yang disebut “sangkakala terakhir”. Ada tertulis: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah – dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri (sangkakala) yang terakhir. Sebab nafiri (sangkakala) akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (I Kor 15:51,52).

Di sini kita memiliki fakta yang jelas dan tak terbantahkan. Pengangkatan akan terjadi pada saat sangkakala terakhir dibunyikan. Tetapi tunggu dulu. Ada tujuh sangkakala yang berbunyi selama "kesengsaraan".

Oleh karena itu, tanpa menjadi benar-benar tidak masuk akal dan sengaja buta, kita harus memahami bahwa sangkakala “terakhir” bisa saja sama dengan sangkakala ketujuh dari Wahyu atau sangkakala kedelapan yaitu setelah sangkakala ketujuh. Ini akan menempatkan waktu pengangkatan sangat dekat dengan akhir masa kesengsaraan besar (sangkakala ketujuh) atau di akhir (sangkakala kedelapan yang kemudian tidak disebutkan).

Mencoba dan menempatkan "sangkakala terakhir" sebelum yang ketujuh dalam kitab Wahyu berarti melanggar semua alasan dan penggunaan bahasa yang tepat. Jika Anda meletakkannya sebelumnya, itu tidak bisa menjadi "yang terakhir". Sebaliknya itu akan tampak menjadi yang pertama. Untuk menjadi yang terakhir, memang harus menjadi yang terakhir. Tidak mungkin sebelum yang lain.

Meskipun ada orang-orang yang, dengan menggunakan beberapa teka-teki teologis yang putus asa, mencoba untuk membuat “sangkakala terakhir” ini menjadi bagian dari kelompok sangkakala lain yang tidak berhubungan dengan akhir zaman, ini adalah usaha yang sia-sia untuk berusaha membuat Alkitab mengatakan sesuatu yang mereka harap untuk dikatakan dan tidak hanya menerimanya begitu saja.

Ayat lain yang jelas memberi tahu kita waktu yang tepat dari pengangkatan ditemukan dalam Matius 24:29,31 di mana ada tertulis: "Segera sesudah siksaan pada masa itu ... Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”

Mohon perhatikan bunyi sangkakala ini. Ini harus sama dengan sangkakala “terakhir” yang disebutkan sebelumnya. Karena, ini hanya dapat merujuk pada pengangkatan gereja dan kebangkitan orang-orang percaya yang telah mati. Meskipun beberapa bersikeras bahwa "yang terpilih" di sini harus hanya orang Yahudi, namun tidak ada dasar alkitabiah untuk hal ini. Kata "yang terpilih" ini digunakan dalam Perjanjian Baru berkali-kali untuk merujuk pada semua orang percaya termasuk orang yang bukan Yahudi, tidak secara khusus orang Yahudi.

Argumen utama yang tampaknya digunakan oleh banyak orang untuk menegaskan bahwa gereja tidak akan mengalami kesengsaraan adalah seperti ini: Tuhan tidak akan pernah mencurahkan murka-Nya kepada anak-anak-Nya. Oleh karena itu, mereka tidak bisa berada di bumi selama ini.

Pernyataan ini memiliki beberapa dasar alkitabiah. Ada tertulis: “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka …” (I Tes 5:9). Lihat juga I Tesalonika 1:10 dan Roma 5:9. Tentu saja Alkitab tidak bertentangan dengan dirinya sendiri, jadi kita harus menemukan dalam halaman-halamannya solusi yang menyelaraskan semua ayat yang berhubungan dengan topik ini. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.

Pertama, Tuhan tidak mencurahkan apa yang sebenarnya disebut “murka”-Nya sampai bagian terakhir dari masa kesengsaraan. Murka ini terkandung dalam "cawan" (Wahyu 15:7; 16:1-21).

Seperti yang telah kita lihat sebelumnya, ketujuh cawan murka ini sama dengan sangkakala ketujuh. Seperti yang telah disebutkan, sangkakala ini bisa jadi, dan kemungkinan besar adalah, “sangkakala terakhir” yang menandakan pengangkatan. Jika demikian halnya, maka gereja diangkat, bukan sebelum masa kesengsaraan, tetapi sebelum murka Allah dicurahkan.

Kedua, dalam Wahyu 7:2 tertulis bahwa hamba-hamba Tuhan akan menerima meterai di dahi mereka. Hal ini tampaknya terjadi tepat setelah meterai keenam diungkap. Tujuan dari pemeteraian ini adalah untuk melindungi hamba-hamba Tuhan dari penghakiman yang akan datang.

Kita mempelajari ini dalam Wahyu 9:4 di mana ada tertulis: “Dan kepada mereka [belalang] dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.”

Meskipun dinyatakan bahwa mereka yang dimeteraikan berasal dari suku Israel, ini bukan poin kami. Yang jelas adalah bahwa Allah memeteraikan sebagian dari milik-Nya dengan tujuan untuk melindungi mereka dari penghakiman-Nya. Dia tidak menghapus mereka dari bumi, tetapi memeteraikan mereka dan melindungi mereka melalui cobaan ini.

Tidak diragukan lagi bahwa Tuhan kita mampu melindungi milik-Nya, bahkan di tengah penghakiman besar. Kisah anak-anak Israel di Mesir adalah contoh yang baik untuk hal ini. Tampaknya setelah tulah ketiga, Tuhan tidak membiarkan penghakiman-Nya menimpa umat-Nya. Ada tertulis dalam Keluaran 8:22: “Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat …” Di sini kita memiliki contoh yang jelas tentang bagaimana Tuhan dapat melindungi milik-Nya, bahkan di tengah malapetaka yang parah.

Oleh karena itu, logis dan alkitabiah untuk berasumsi bahwa Tuhan memiliki cara lain untuk melindungi anak-anak-Nya dari murka-Nya yang akan dicurahkan selain dengan mengusir mereka terlebih dahulu.

Oleh karena itu, kita harus menyimpulkan bahwa argumen yang menegaskan bahwa gereja harus dilenyapkan sebelum masa kesengsaraan dimulai, memiliki dua kelemahan serius. Pertama, itu melanggar dua ayat sebelumnya yang menyebutkan tentang waktu pengangkatan yang tepat. Kedua, logika di baliknya tidak memperhitungkan kekuatan dan kemampuan Tuhan yang besar untuk melindungi umat-Nya, bahkan di tengah penghakiman.

PERLINDUNGAN ALLAH

Meskipun kami telah menetapkan bahwa murka Allah tidak akan dicurahkan kepada anak-anak-Nya bahkan di tengah-tengah Kesengsaraan Besar, namun ada sudut pandang lain. Sangat jelas bahwa Tuhan di masa lalu dan hari ini tidak melindungi anak-anak-Nya dari setiap jenis penderitaan. Orang percaya yang tak terhitung jumlahnya telah menderita di masa lalu dan hari ini masih mengalami setiap jenis rasa sakit, siksaan, perampasan, dan godaan.

Stefanus, salah satu murid awal dilempari batu. Sejak saat itu, anak-anak Tuhan telah mengalami setiap jenis pelecehan dan penderitaan yang tak terbayangkan. Beberapa dibakar sampai mati. Yang lainnya dikuliti hidup-hidup. Beberapa diperkosa, dipukuli, kelaparan, dipermalukan, dipenggal kepalanya, dikubur hidup-hidup, dan mengalami segala macam siksaan dan penderitaan. Jika Anda memiliki keberanian untuk membacanya, dalam Buku Para Martir dari Fox Anda akan menemukan rincian dari banyak insiden ini.

Tuhan tidak melindungi orang-orang ini. Sebaliknya Dia membiarkan mereka menderita. Namun, tidak ada yang harus kaget dengan hal ini. Fakta bahwa anak-anak Tuhan dapat dan memang menderita adalah sesuatu yang telah dinubuatkan-Nya. Dia berkata: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan; tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).

Dalam ayat lain Dia berkata: “Pada waktu itu [pada saat akhir] kamu akan diserahkan supaya disiksa dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku (Mat 24:9).

Jadi, kita melihat bahwa kesengsaraan adalah sesuatu yang telah diperingatkan oleh Yesus. Setiap orang percaya harus siap untuk ini. Kita tidak boleh membayangkan bahwa Tuhan akan melindungi kita dari setiap jenis penganiayaan, kesengsaraan, dan kematian. Ini tidak begitu.

Tidak ada yang bisa dilakukan untuk Anda sebelum atau selama masa kesengsaraan yang akan datang, yang belum pernah terjadi pada banyak orang percaya lain yang telah pergi sebelumnya. Tentu saja Tuhan tidak mencintai kita yang hidup di zaman ini lebih dari cinta-Nya kepada orang-orang di masa lalu di mana Dia membiarkan mereka mengalami hal-hal seperti itu. Oleh karena itu, argumen bahwa gereja akan terhindar dari kesengsaraan besar yang akan datang karena Tuhan tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya mengalami kesengsaraan atau penganiayaan adalah tidak sah. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Dia tidak akan mencurahkan murka-Nya kepada mereka. Tetapi itu tidak berarti bahwa Dia tidak akan membiarkan mereka menderita dalam kesengsaraan besar atau mengalami penganiayaan yang sangat berat.

PERANG TERHADAP ORANG-ORANG KUDUS

Ini mungkin di luar pemahaman banyak orang percaya, tetapi Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan sebenarnya akan memberikan izin khusus kepada Manusia Berdosa yang akan datang untuk menganiaya gereja. Ada tertulis: “Dan ia [Binatang Buas] diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka” (Wahyu 13:7).

Siapa yang kemudian "memberi" dia kekuatan ini? Itu adalah Tuhan sendiri. Dia adalah satu-satunya yang dapat memberikan hal semacam itu. Ini adalah sesuatu yang akan terjadi selama masa kesengsaraan besar yang akan datang. “Orang-orang kudus” yang disebutkan di sini haruslah orang-orang percaya karena kata ini digunakan tidak kurang dari 60 kali dalam Perjanjian Baru untuk merujuk pada orang-orang Kristen.

Mengapa Tuhan melakukan hal seperti itu? Mungkin sebuah ilustrasi akan bisa membantu. Istri saya suka memasak, jadi tidak heran kalau kami sering mengundang orang untuk makan malam. Tak jarang juga, saat jam makan malam semakin dekat, pemanggangan di dalam oven belum juga matang. Lalu apa yang dia lakukan? Dia menghampiri oven dan membesarkan apinya.

Jelas bahwa jam kedatangan Yesus semakin dekat. Mungkin lebih jelas lagi bahwa gereja belum siap untuk peristiwa ini. Gereja bukannya tanpa cacat atau kerut (Ef 5:27). Faktanya, gereja berada dalam kondisi spiritual yang sangat buruk, kurang kekudusan dan banyak kebajikan saleh lainnya. Jadi, apa yang akan Tuhan lakukan? Dia akan membesarkan apinya. Dia akan menggunakan dunia dan Binatang Buas yang akan datang untuk membantu menyempurnakan pengantin-Nya dan mempersiapkannya.

Ada tertulis: “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan; dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan” (Rm 5:3,4). Dan juga: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yak 1:2-4).

Jadi, kesengsaraan, penderitaan, dan ujian menghasilkan pertumbuhan rohani dan perubahan karakter yang cepat yang ingin Tuhan lihat. Ini adalah sarana yang akan digunakan Bapa kita untuk membantu mereka yang hari ini melayani diri mereka sendiri dan tidak bersiap-siap untuk kedatangan-Nya. Penganiayaan dan kesengsaraan akan memotivasi mereka untuk mencari Dia, yang akan mempercepat pertumbuhan dan kesiapan mereka.

Saudara-saudara terkasih, sulit bagi saya untuk menuliskan hal-hal ini, tetapi kita harus siap untuk apa yang akan datang. Kita harus menyesuaikan pemikiran kita untuk menghadapi peristiwa akhir zaman yang mendekat dengan cepat. Kita tidak bisa hanya hidup di dunia imajiner seperti dongeng di mana semua orang hidup bahagia selamanya. Kesengsaraan, penderitaan, dan kemartiran sudah dekat. Itu bisa dipastikan akan terjadi. Oleh karena itu, masuklah ke dalam hadirat Tuhan agar rahmat-Nya mempersiapkan hati Anda untuk bersiap-siap untuk apa yang akan terjadi. Kita juga harus bersedia mengambil langkah-langkah fisik dan praktis yang mungkin Dia arahkan.

Petrus memperingatkan kita: “Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian , karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa ...” (I Pet 4:1). Wahai orang-orang percaya yang terkasih! Anda harus “mempersenjatai” diri Anda secara rohani. Kita dinasihati untuk mempersiapkan diri secara emosional dan mental sehingga kita siap dengan apa yang akan terjadi di bumi.

Saya ingin memasukkan dalam bagian ini sebuah cerita yang saya dengar tentang beberapa orang percaya di Tiongkok. Itu adalah bagian dari dunia di mana saat ini orang-orang percaya mengalami kesengsaraan dan penganiayaan. Dalam satu kelompok, setelah mendengar bahwa seorang saudara telah menjadi martir karena imannya, banyak saudara dan saudari yang menangis.

Seorang pengunjung berusaha menghibur mereka dengan mengatakan sesuatu seperti: “Jangan khawatir, kamu akan melihatnya lagi bersama Tuhan, dll.” Yang menangis menjawab: “Kamu tidak mengerti. Kami tidak menangis untuknya. Kami menangis karena kami dianggap tidak layak kehilangan nyawa demi Juru Selamat kami seperti yang dilakukan saudara ini.” Bagaimanakah jika dibandingkan dengan sikap hati Anda hari ini?

SANGAT SEDIKIT YANG SELAMAT

Saat kita mempelajari Alkitab, kita dituntun pada kesimpulan yang mencengangkan. Sangat sedikit orang, termasuk orang yang percaya dan yang tidak percaya, yang akan selamat dari akhir zaman yang akan datang. Ada kemungkinan bahwa sedikitnya 2% atau kurang yang akan tersisa. Jika hari ini jumlah total orang di dunia sekitar 7 miliar, ini hanya akan menyisakan sekitar 140 juta, atau kurang, yang hidup di seluruh bumi setelah semuanya selesai. Orang-orang yang selamat ini mungkin akan ditemukan dalam beberapa kelompok kecil yang tersebar di sana-sini dengan beberapa individu yang mungkin juga tersebar di seluruh dunia.

Ini benar-benar pernyataan yang mengejutkan. Bagaimana seseorang bisa sampai pada kesimpulan yang begitu drastis?

Mari kita lihat beberapa ayat yang tampaknya mengajarkan hal ini. Dalam Yesaya pasal 24, kita menemukan beberapa petunjuk yang mengejutkan. Dari konteks ayat ini, khususnya ayat 1-6, tampak jelas bahwa ini menggambarkan situasi bumi pada akhir zaman setelah mengalami penghakiman dan kehancuran yang hebat.

Ayat 13 berbunyi: “Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bangsa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir.” Kemudian ayat 6: "... dan manusia akan tinggal sedikit."

Pada hari-hari ketika ayat ini ditulis, minyak zaitun adalah makanan pokok yang penting, seperti halnya anggur. Zaitun dipanen dengan anak laki-laki atau laki-laki kecil yang memanjat ke cabang-cabang pohon untuk mengguncangnya sekeras mungkin. Zaitun yang matang jatuh ke tanah lalu dikumpulkan. Sangat sedikit zaitun yang dibiarkan tergantung di cabang karena ini mewakili kelangsungan hidup dan uang untuk panen mereka. Hanya beberapa yang tersembunyi dan/atau mentah yang tersisa.

Tanaman anggur juga dengan hati-hati mencari kelompok anggur yang mewakili pasokan anggur tahun mendatang untuk wilayah tersebut. Meski begitu, selalu ada beberapa buah anggur yang tersembunyi di balik daun atau penghalang lainnya. Inilah analogi yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menjelaskan besaran hilangnya nyawa manusia yang akan datang. Sangat, sangat sedikit yang akan tersisa.

Jelas bahwa pemanen ini akan meninggalkan buah sesedikit mungkin. Mereka akan mengumpulkan semua yang mereka bisa. Jika mereka melewatkan sepuluh persen dari panen, itu akan sangat banyak. Jumlah yang lebih masuk akal adalah sekitar dua persen. Ingatlah peringatan Tuhan. Dia berkata: “mereka pasti tidak akan luput” (I Tes 5:3). Juga ada tertulis: “Sebab Tuhan akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh Tuhan akan banyak jumlahnya (Yes 66:16).

Ayat lain juga berbicara tentang waktu ini. Tuhan berkata bahwa begitu banyak yang akan dibunuh sehingga manusia akan menjadi langka seperti emas dan laki-laki bahkan lebih langka. Ada tertulis: “Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir” (Yes 13:12).

Alasan bahwa lebih banyak wanita yang akan bertahan daripada pria, yaitu tidak diragukan lagi terkait dengan fakta bahwa pria lebih sering bertugas di tentara, dan banyak di antaranya yang akan binasa.

Jadi, Saudara dan Saudari yang terkasih, dengan mengingat semua ini, izinkan saya bertanya kepada Anda: Di mana hati Anda saat ini? Apakah hati Anda melekat pada kehidupan di bumi dan hal-hal di dunia ini? Apakah harta, keluarga, hiburan, dan kekayaan lebih penting bagi Anda daripada kerajaan Allah? Apakah pikiran Anda terpusat pada “perkara yang di atas” (Kol 3:2) atau pada hal-hal yang di bumi? Apa yang memikat Anda saat ini, hal-hal yang tidak kelihatan atau yang kelihatan (II Kor 4:18)?

Ini adalah pertimbangan yang serius. Waktunya sudah dekat. Tidak ada waktu tersisa untuk bermain-main dengan hal-hal Allah dan hubungan kita dengan-Nya. Saya percaya inilah saatnya, sekarang, mengingat semua hal ini, bagi orang percaya untuk memeriksa hati mereka di hadapan Tuhan.

Marilah kita mengizinkan Dia untuk menyelidiki dan menguji kita. Maka marilah kita bertobat untuk apa saja dan segala sesuatu yang Dia tunjukkan kepada kita yang belum dipersiapkan dan rindukanlah kedatangan-Nya. Hanya dengan cara ini kita dapat tetap setia selama masa-masa sulit yang akan datang dan berdiri di hadapan-Nya dengan jubah putih (Wahyu 7:14).

Dapat dibayangkan bahwa setidaknya selama sebagian dari masa kesengsaraan yang akan datang, beberapa orang percaya akan dilindungi oleh Tuhan. Ada tertulis bahwa "perempuan" yang melahirkan anak laki-laki (dibahas dalam bab tiga buku ini) memiliki "suatu tempat yang disediakan oleh Allah" (Wahyu 12:6). Di sana dia diberi makan dan dijauhkan dari “banjir” besar penganiayaan yang dengannya iblis mencoba untuk menghancurkannya.

Namun, jumlah ini tidak dapat mencakup semua orang percaya di mana pun karena kemudian tertulis bahwa naga itu “pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus” (Wahyu 12:17). Ini adalah orang-orang Kristen.

Bahkan dalam kasus wanita yang melarikan diri, jelas bahwa hidupnya tidak akan mudah atau nyaman. Dia telah melarikan diri dari semua lingkungan yang akrab dan kenyamanan yang biasa. Dia jauh dari teman dan keluarga. Dia mendapati dirinya di "padang gurun" yang tentunya bukan hotel bintang lima.

Besar kemungkinan bahwa kelompok umat Tuhan yang melarikan diri ini juga akan mengalami kesukaran, kesulitan, ketakutan, dan penderitaan yang hebat, walaupun selama satu musim mereka terhindar dari kematian.

BAGAIMANA CARANYA?

Dari penelitian kami, tampaknya tak terelakkan bahwa sejumlah besar orang percaya akan mati menjadi martir atau mati karena sebab lain di masa-masa sulit yang akan datang. Tidak ada cara lain. Namun, masih ada beberapa pertanyaan.

Bagaimana kita akan menghadapi hal-hal ini ketika giliran kita tiba? Bagaimana sikap dan tindakan kita nantinya? Akankah kita menyangkal Yesus? Akankah kita mengkhianati orang lain? Akankah kita berteriak dan merengek ketika keadaan menjadi menakutkan dan sulit? Akankah semua tekanan ini menyebabkan sifat duniawi kita menonjol ke segala arah?

Banyak orang percaya yang telah mendahului kita yang menghadapi kematian dan kesulitan dengan iman, kedamaian, dan kemenangan Kristus. Mereka telah mengalahkan iblis dan reaksi daging mereka sendiri, bahkan ketika menghadapi kematian. Tindakan mereka telah memuliakan Juru Selamat mereka yang tanpa pamrih memberikan hidup-Nya bagi mereka.

Tentu saja tindakan tanpa rasa takut seperti itu tidaklah wajar. Mereka bukanlah milik daging atau dunia ini. Hanya kehidupan Yesus di dalam kitalah yang dapat mengalahkan sedemikian rupa.

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa gagasan bahwa kita perlu menghadapi kemungkinan kematian, penganiayaan, atau kemartiran adalah bukan Kristen atau bahkan salah. Mereka mungkin melihatnya sebagai sesuatu yang kasar, menakutkan, dan tidak normal. Mereka mungkin tersinggung dan membayangkan bahwa Tuhan yang pengasih tidak akan pernah memberikan masa depan seperti itu bagi kita.

Namun, apa yang diabaikan orang-orang ini adalah bahwa Yesus sendiri memperingatkan kita tentang penganiayaan semacam itu. Dia mengingatkan kita pada fakta bahwa iman kita mungkin mengorbankan nyawa kita. Dia berkata: “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh ...” (Mat 24:9). Dan juga: “... bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Yoh 16:2). Faktanya, saat ini di banyak tempat di dunia, memilih untuk percaya kepada Yesus adalah persoalan hidup atau mati. Ada orang-orang yang, ketika mereka percaya, harus menghadapi pilihan ini. Jika dan ketika mereka dibaptis atau menyatakan iman mereka di dalam Kristus, mereka harus dibunuh,

bahkan oleh anggota keluarga mereka sendiri.
Faktanya adalah bahwa bagi orang percaya, membayar pengorbanan semacam ini untuk iman mereka, mungkin lebih normal daripada keadaan di sebagian besar dunia "barat" saat ini. Bisa jadi Kekristenan yang mudah, nyaman, aman yang dianggap remeh oleh begitu banyak orang adalah sebuah anomali dan bahwa menghadapi penganiayaan dan kematian lebih merupakan norma bagi orang percaya dalam sebagian besar sejarah gereja. Mungkin kitalah yang salah.

Waktu akhir sudah dekat. Ini akan menjadi saat ujian dan pencobaan yang berat bagi iman kita. Ini akan menjadi saat pencarian hati yang mendalam dan pengambilan keputusan penting bagi banyak orang yang telah meluncur bersama dalam kehidupan Kristen mereka. Ini akan menjadi saat untuk menghadapi kematian dan penderitaan.

Oleh karena itu, Saudara-saudara, inilah saatnya untuk mencari Dia dengan segenap hati kita. Sudah waktunya untuk menyingkirkan setiap dan semua gangguan. Inilah saatnya untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya secara total dan tanpa terkecuali sehingga Dia dapat mengubah kita, mengisi kita dengan diri-Nya. Hanya dengan cara ini kita akan siap untuk apa yang akan datang.

Saudara-saudara sekalian, dengan mengingat semua hal ini, marilah kita bersama-sama merenungkan ayat-ayat berikut yang berbicara secara langsung dan jelas kepada kita yang hidup di akhir zaman ini:

"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri ... Jadi ... betapa suci dan salehnya kamu harus hidup, yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah ... kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia ... " (II Pet 3:9-12,14).

Di satu sisi, peristiwa akhir zaman yang akan datang itu menakutkan. Di sisi lain, itu membesarkan hati karena kita tahu bahwa penyempurnaan rencana Tuhan akan segera tercapai. Kita akan segera dimuliakan bersama-sama dengan Dia dan memerintah bersama Dia dalam kerajaan-Nya. Konsekuensinya: “... Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat” (Luk 21:28).

“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr 12:1-2).

Akhir bab 2

Baca bab-bab lain secara online:

DAFTAR ISI

Bab 1: DUA SAKSI

Bab 2: EMPAT METERAI

Bab 3: SANG ANAK LAKI-LAKI

Bab 4: KEMURTADAN BESAR

Bab 5: KEHANCURAN TIBA-TIBA (Bab saat ini)

We are always looking to offer books in more languages.


Want to help us by translating or proofreading books?

How to volunteer