A Grain Of Wheat Ministries

Membaca Online
Babel

DARAH PARA MARTIR

Bab 3

Babel, buku oleh David W. Dyer

PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”

Oleh David W. Dyer

Diterjemahkan oleh L. Yunnita

DAFTAR ISI

Bab 1: SI PELACUR

Bab 2: BABEL

Bab 3: DARAH PARA MARTIR (Bab saat ini)

Bab 4: BABEL SAAT INI

Bab 5: KEHANCURAN BABEL

Bab 6: UMAT-KU PERGILAH DARI PADANYA

Bab 7: GEREJA KATOLIK ROMA



DARAH PARA MARTIR

Ciri lain dari pelacur ini adalah dia juga mabuk. Tetapi dia mabuk dengan substansi yang berbeda. Dia mabuk dengan darah orang-orang kudus dan para martir Yesus (Why 17:6).

Meskipun agak aneh, sebenarnya itu sangat alkitabiah. I Yohanes 3:13 memperingatkan kita: “Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.” Juga tertulis: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yoh 15:18).

Jadi, mereka yang menuruti keinginan diri dalam kerajaan dunia ini akan selalu membenci mereka yang tidak. Bahkan kehadiran orang-orang yang tidak berzina dengan si pelacur adalah kutukan bagi mereka yang berzina.

Kesaksian tentang kebenaran dan kasih untuk Allah ini menyebabkan reaksi bagi mereka yang mencintai dunia. Mereka tidak bisa menahan diri. Mereka mulai membenci semua orang yang tidak seperti mereka. Mereka memiliki ayah lain, si iblis, (Yoh 8:44) dan hasrat lain, yaitu hal-hal dan kesenangan dunia ini. Karena itu, mereka tidak tahan dengan semua orang yang tidak seperti mereka.

Dengan berjalannya waktu, kebencian ini memuncak pada keinginan untuk membunuh mereka yang suci. Dalam upaya menyingkirkan mereka, untuk menghilangkan efek negatif yang dimiliki orang benar terhadap hati nuraninya yang bersalah, mereka akhirnya membunuhnya.

Inilah yang mendorong orang-orang pada zaman Yesus untuk membunuh-Nya. Inilah yang telah menimbulkan kematian semua martir sejak saat itu. Berhati-hatilah, kebencian yang sama ini masih terjadi sampai sekarang.

AGAMA JUGA DUNIAWI

Meskipun banyak yang tidak menyadari hal ini - mungkin hanya karena mereka belum memikirkannya - semua agama juga adalah duniawi. Itu adalah produk, dan bagian dari, sistem dunia ini. Itu adalah bagian dari kerajaan iblis.

Jelas bahwa agama-agama yang oleh orang Kristen dianggap keliru, tidak berasal dari Allah, tetapi dari dunia. Sebagai contoh, kita dapat yakin bahwa satu-satunya Tuhan yang sejati tidak membangun agama Buddha, Hindu, Islam, dan beragam agama lainnya. Maka dari itu, kita tahu bahwa mereka memiliki sumber lain.

Meskipun beberapa penganut agama-agama semacam itu menunjukkan semacam “kesalehan” dalam berpuasa, penyangkalan diri, dll, kenyataannya adalah bahwa perbuatan semacam itu bukanlah kekudusan yang asli, melainkan tiruan manusia (dan karenanya duniawi) terhadap Sang Ilahi.

Hal-hal semacam itu juga merupakan bagian dari sistem dunia ini. Itu juga sama tidak benarnya dan sama memberontaknya seperti dosa-dosa lain seperti mabuk, seks di luar nikah, pembunuhan, dll.

Meskipun jelas bahwa sensualitas, keberlebihan, pengejaran ketenaran dan kekuasaan, dll adalah bagian dari tawaran pelacur iblis, namun dia juga memiliki beberapa andil, yang mungkin tidak begitu jelas, terhadap mereka yang suka berpikir bahwa diri mereka sendiri adalah baik. Dia juga memiliki tempat di kerajaannya bagi yang sombong, yang bangga, yang meremehkan orang lain, yang percaya diri, dan yang merasa benar. Ada tempat bagi mereka yang memiliki kemauan kuat dan suka menunjukkan ini melalui penahanan keinginan diri, penghematan, dan penolakan.

Bagi sebagian dari mereka, agama adalah media yang sempurna untuk menunjukkan keunggulan mereka. Dengan menganut beberapa standar agama, mereka dapat menunjukkan kemampuan mereka untuk mengendalikan hasrat alami mereka, mengikuti serangkaian cara peribadahan yang dipaksakan sendiri, dan karenanya, menunjukkan betapa jauh lebih baiknya mereka dibandingkan orang-orang "kurang mampu" lainnya di sekitar mereka.

Mungkin juga orang seperti itu menggunakan Kekristenan untuk mencapai tujuan ini. Mereka menjadi sangat religius menggunakan Alkitab. Baik orang Kristen maupun Yahudi dapat menggunakan tulisan suci dengan cara yang tidak memiliki sumbernya di dalam Allah.

Manusia biasa, dengan menggunakan kecerdasannya, dapat menghasilkan semacam filosofi agama - aturan perilaku dan etika yang tampaknya mengikuti Alkitab yang menghasilkan kesan yang tampaknya "benar" - tanpa adanya, jika ada, hubungan dengan Tuhan Sendiri.

Itu juga sifat manusia dan duniawi. Itu juga merupakan bagian dari sistem dunia ini. Itu adalah bagian dari kerajaan iblis.

Orang-orang Farisi pada zaman Yesus adalah contohnya. Mereka sangat religius. Mereka bukan hanya dengan kerasnya berusaha mengikuti hukum Musa, mereka juga memperkirakan dan memasukkan sejumlah besar kaidah dan aturan kecil yang mereka ciptakan sendiri.

Bagi mereka, perilaku keagamaan inilah yang paling penting. Mengikuti aturan-aturan ini memberi mereka rasa aman dan penghargaan diri yang palsu. Mereka merasa lebih unggul daripada orang lain yang tidak memiliki kemauan kuat untuk mematuhi aturan perilaku mereka.

Jadi, ketika Yesus datang dan menunjukkan kekudusan sejati yang tidak didasarkan pada serangkaian aturan, tetapi pada hubungan dengan Allah semata, mereka menjadi tersinggung. Mereka menjadi marah.

Pembuktian dari kebenaran sejati, yang sumbernya adalah kehidupan Allah ini, mengungkapkan bahwa sistem mereka sesat, bersifat manusia, dan duniawi. Hal itu dinyatakan sebagai agama duniawi yang menyedihkan, tanpa kekuatan yang bisa mengubah keburukan sifat manusia yang telah jatuh. Itu sebenarnya, adalah bagian dari kerajaan iblis.

Karena alasan itu, Yesus dapat dengan selayaknya mengatakan kepada mereka: "Iblislah yang menjadi bapamu" (Yoh 8:44). Mereka tampaknya mengikuti hukum Allah, tetapi sebenarnya hanya mengekspresikan bagian dari kerajaan kegelapan. Mereka berada dalam bagian religius dari sistem dunia, si pelacur.

Pengungkapan sistem keagamaan duniawi mereka menyulut kebencian di hati orang-orang yang sok suci ini. Nantinya, kebencian mereka menyebabkan pembunuhan.

Saat ini semuanya masih sama. Agama masih sama. Orang beragama merasa dan bertindak dengan cara yang sama. Karena "kekudusan" mereka bukanlah hasil dari hubungan mereka dengan Allah Sendiri, mereka membenci, menganiaya, dan bahkan membunuh mereka yang hidupnya benar-benar suci.

Penyakit ini bukan hanya terjadi kepada orang-orang Farisi. Itu juga terjadi kepada mereka yang menyebut diri sebagai orang Kristen. Bahkan di antara beberapa yang “dilahirkan kembali”, itu sebenarnya adalah daging, jasmani manusia duniawi, yang aktif dalam kehidupan keagamaan mereka.

Bagi banyak orang, mengikuti serangkaian aturan - baik hukum Perjanjian Lama maupun prinsip Perjanjian Baru - adalah sumber keamanan dan "kebenaran" mereka. Kesalahan yang sering terjadi dalam Kekristenan adalah manusia biasa hanyalah berusaha untuk memenuhi beberapa standar, percaya pada beberapa doktrin, dan mengikuti beberapa cara peribadahan yang ditentukan.

Seperti halnya orang-orang Farisi, orang Kristen juga bisa menjadi sangat religius. Mungkin mereka percaya bahwa jika mereka menyesuaikan diri dengan beberapa pola alkitabiah, mereka telah mengikuti Yesus, namun pada kenyataannya hanyalah daging mereka yang beradaptasi dengan aturan etika dan perilaku baru.

Seperti dalam kasus umat Buddha, Hindu, atau Islam, daging juga dapat memperlihatkan kearifan agama dalam Kekristenan. Jika perubahan yang terjadi dalam hidup kita bukanlah hasil keintiman dengan Kristus - yang menghasilkan perubahan spontan dan tulus - maka itu hanyalah daging yang menjadi lebih religius.

Orang yang mengaku sebagai orang Kristen bisa saja menunjukkan kearifan agama mereka. Mungkin mereka berhenti merokok dan minum. Mungkin mengubah cara berpakaian mereka. Mungkin mereka mulai membawa Alkitab dan mengubah cara bicara mereka.

Mereka mungkin menjadi peserta yang bersemangat dan setia dalam beberapa kelompok Kristen atau yang lainnya. Tetapi kebanyakan mungkin bukan perubahan yang asli. Bisa saja daging mereka semata yang menjadi religius.

Mungkin tentara bisa menjadi perumpamaan yang baik. Di sana semua orang diatur dengan pola yang sama. Pakaian, kata-kata, dan tindakan mereka semuanya diprogram dan diatur. Mereka belajar berbaris langkah demi langkah. Mereka diajari cara berbicara dengan atasan mereka. Mereka semua dilatih dengan pola yang sama. Namun semua ini hanyalah sesuatu yang dilakukan melalui kekuatan daging, manusia duniawi. Kebanyakan Kekristenan masa kini juga sebenarnya sesuai dengan pola ini.

Ketika Kekristenan kita bersifat religius, dan bukannya nyata, itu akan mewujudkan dirinya dalam banyak cara. Salah satunya adalah kebencian terhadap orang lain yang tidak setuju dengan kita. Itu akan mewujudkan dirinya dalam ketidaksukaan kepada mereka yang memiliki kehidupan intim dengan Yesus yang memperlihatkan kondisi yang sebenarnya.

Itu terungkap dalam kurangnya cinta kepada orang lain, termasuk kepada musuh. Hal itu terbukti pada seseorang yang memikirkan terutama diri mereka sendiri, yang mudah marah, yang ambisius dengan posisi, yang mencintai uang dan hal-hal duniawi, yang menggunakan orang lain demi keuntungan mereka sendiri, yang meminjam dan tidak mengembalikannya, yang berjanji dan tidak menepati janjinya, dan banyak hal lain yang serupa.

Meskipun mengikuti serangkaian aturan dan prinsip dapat menghasilkan kesan kebaikan yang dangkal, kehidupan sehari-hari kita akan selalu mengungkapkan apa yang sebenarnya ada di dalam hati kita.

Inilah sebabnya Yesus bersikukuh bahwa beberapa orang di gereja Philadelphia sebenarnya adalah bagian dari “sinagoge {atau jemaat} Setan” (Why 3:9). Orang-orang ini mengaku bahwa mereka adalah "orang Yahudi" - bahwa mereka sebenarnya umat Allah. Mereka jelas-jelas menjalankan semacam agama yang mereka anggap alkitabiah dan mungkin berpartisipasi dalam gereja.

Namun hidup mereka adalah dusta (Why 3:9). Itu hanyalah daging yang jatuh, lalu menjadi religius dan sebagai akibatnya adalah perwujudan dari kerajaan iblis. Kekristenan mereka hanyalah "sinagoge Setan" semata.

Oleh karena itu, sangatlah jelas bahwa godaan agama, bahkan jika ia memiliki "bentuk kesalehan" (2 Tim 3:5) atau Kekristenan, tidak ada bedanya dengan godaan seks, narkoba, alkohol, ketenaran, kekayaan, atau kekuasaan.

Kekuatan agama yang menggoda itu juga merupakan bagian atau aspek dari kerajaan iblis. Itu adalah bagian dari Babel, si pelacur. Itu hanyalah metode lain yang Setan gunakan untuk menyimpangkan hati pria dan wanita agar menjauh dari keintiman yang tulus dengan Allah dan memikat hati mereka dengan pengganti yang palsu, namun halus.

DARAH PARA MARTIR

Dengan mengingat hal ini, kita dapat membahas dengan lebih jelas bagaimana pelacur ini, Babel, yang terungkap dalam kitab Wahyu, dapat mabuk dengan darah para martir. Jelaslah bahwa banyak manusia duniawi, yang karena tergerak oleh kebencian yang meningkat terhadap mereka yang memiliki gaya hidup berbeda, akhirnya membunuh banyak orang kudus Allah.

Ini benar terjadi di gereja awal selama Kekaisaran Romawi. Banyak orang beriman dibunuh untuk olahraga di arena. Sejak saat itu, banyak orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya telah dibunuh oleh berbagai bentuk pemerintahan duniawi dan yang lainnya karena kesaksian mereka.

Yang membingungkan bagi sebagian orang beriman adalah, mengapa sesuatu yang disebut "Gereja" juga mulai membunuh orang Kristen. Karena suatu alasan tertentu, mereka tidak dapat melihat bahwa itu hanyalah bagian lain dari kerajaan duniawi Setan. Karena memiliki kesan religius, atau bahkan "Kristen", mereka tidak mampu mengetahui bahwa itu tidak ada bedanya dengan dunia iblis lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang berusaha membayangkan, misalnya, bahwa agama Kristen - terutama dalam bentuk Gereja Katolik - telah menjadi sumber utama penganiayaan terhadap orang-orang beriman selama abad-abad sebelumnya. Tetapi itu tidak benar.

Meskipun mereka adalah pemimpin dalam penganiayaan ini selama masa yang disebut “zaman kegelapan”, banyak pemerintahan, kelompok, dan orang lain yang juga bertanggung jawab atas kematian jutaan orang beriman.

Kerajaan Muslim membantai orang-orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya. Uni Soviet juga melakukannya. Saat ini, ribuan orang beriman sedang dipenjara, disiksa, dan mati sebagai martir di Afrika, Tiongkok, dan di berbagai belahan dunia lainnya. Semua ini tidak dapat disalahkan pada Gereja Katolik. Sebaliknya, bisa dilihat bahwa pelacur ini adalah kesatuan dari berbagai segi yang merupakan perwujudan dari semua tawaran duniawi iblis.

Faktanya, pelacur dalam Wahyu ini tidak hanya bersalah atas darah para martir. Dosanya jauh, jauh lebih besar daripada itu. Dia sebenarnya bersalah atas darah "... semua orang, yang dibunuh di bumi" (Why 18:24). Ini menunjukkan bahwa semua pembunuhan dan bahkan semua korban perang dapat dipertanggungkan di kaki pelacur ini.

Bagaimana ini bisa terjadi? Itu karena kerajaan iblis telah bekerja sejak sebelum penciptaan. Kain membunuh Habel karena iri. Sejak itu, yang lainnya saling membunuh karena kecemburuan, kebencian, keserakahan, ketakutan, nafsu akan kekuasaan, dan semua hal lainnya yang merupakan ciri khas wanita Setan.

SIFAT SEJATI BABEL

Dari pembahasan ini, jelaslah bagi pembaca yang jujur bahwa, terlepas dari penolakan banyak orang, Gereja Katolik tidak dapat dianggap sebagai kesimpulan terakhir dari apa yang dimaksud dengan kata “Babel” dalam kitab Wahyu.

Sebaliknya, pelacur yang iblis gunakan untuk merayu dunia ini, jauh lebih dari sekadar agama. Dia adalah perwujudan dari semua yang ditawarkan dunia ini untuk merayu hati pria dan wanita, dan dengan demikian menjauhkan mereka dari keintiman dengan Tuhan. Dia mewakili beragam godaan yang merupakan bagian dari kerajaan Setan.

Pelacur Babel mengalami banyak keberhasilan. Dia berhasil merayu banyak pria dan wanita, baik di dunia maupun di gereja. Dia juga mendapatkan kesenangan dalam membunuh semua pria dan wanita yang diciptakan menurut gambaran Allah, kapan dan di mana pun dia bisa melakukannya.

Kerajaan dunia ini, pelacur iblis, bertanggung jawab atas semua pertumpahan darah yang telah terjadi di bumi ini sejak awal dan yang masih terjadi sampai sekarang.

Kerajaan iblis yang menggoda telah ada sejak awal dunia ini. Setan memang telah berhasil membujuk Hawa untuk memakan buah terlarang, menunjukkan kepadanya bahwa itu menarik, lezat, dan akan membuatnya bijak dan berpuas diri.

Sepanjang sejarah manusia, iblis dan pelacurnya, juga menang dalam merebut hati banyak orang - bahkan umat Tuhan. Ada tertulis: “Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya” (Ams 7:26).

Namun di akhir Perjanjian Baru, Yohanes menuliskan penglihatan akan pelacur ini dalam bentuk baru. Ada banyak hal dalam penglihatan ini yang harus kita pahami. Penglihatan ini akan kita bahas pada bab selanjutnya.

Akhir bab 3

Baca bab-bab lain secara online:

DAFTAR ISI

Bab 1: SI PELACUR

Bab 2: BABEL

Bab 3: DARAH PARA MARTIR (Bab saat ini)

Bab 4: BABEL SAAT INI

Bab 5: KEHANCURAN BABEL

Bab 6: UMAT-KU PERGILAH DARI PADANYA

Bab 7: GEREJA KATOLIK ROMA

We are always looking to offer books in more languages.


Want to help us by translating or proofreading books?

How to volunteer